DUMAI – Massa dari Forum Aksi Peduli Tenaga Kerja Lokal (FAP-TEKAL) melakukan unjuk rasa di depan kantor Kejaksaan Negeri (Kejari) Dumai, Senin kemarin (23/6/2025).
Ratusan massa aksi unjuk rasa damai ini, menuntut keadilan untuk rekan mereka Andi Setiawan, sekaligus mendesak aparat penegak hukum untuk membongkar tuntas praktik korupsi yang terstruktur, sistematis, dan masif di tubuh PT Pertamina/PT KPI.
“Kami menduga kuat ada skenario busuk untuk menutupi kejahatan korupsi ini dengan mengorbankan karyawan biasa. Sementara uang negara senilai Rp2,3 miliar dibiarkan menguap tanpa pertanggungjawaban. Ini jelas tindakan pengecut yang harus dilawan!” teriak salah seorang orator aksi, terdengar dari kerumunan massa.
Aksi yang berlangsung sejak pukul 10.00 WIB hingga 12.00 WIB ini berjalan damai, dengan pengawalan aparat keamanan. FAP-TEKAL Dumai menyatakan tidak akan berhenti sebelum kasus ini benar-benar dibongkar ke akar-akarnya.
Adapun tuntutan FAP-TEKAL Dumai:
1. Mengusut tuntas dugaan korupsi proyek tanpa kontrak senilai Rp2,3 miliar di PT Pertamina/PT KPI.
2. Mengembalikan hak-hak Andi Setiawan sebagai karyawan yang dipecat secara sepihak tanpa proses yang adil.
3. Mengungkap siapa aktor intelektual yang menjadi otak di balik praktik kotor ini.
4. Menyeret semua pihak yang terlibat dalam dugaan korupsi ke meja hijau dan memberikan hukuman setimpal.
“Ini bukan hanya soal Andi Setiawan. Ini tentang keberanian rakyat melawan ketidakadilan. Tentang keberanian membongkar korupsi yang menyengsarakan bangsa. Jangan biarkan uang negara dijarah oleh mafia proyek yang bersembunyi di balik seragam dan jabatan!” lanjut Ismunandar, Koordinator Aksi sekaligus Ketua FAP-TEKAL Kota Dumai.
Aksi unjuk rasa ini dipicu atas adanya dugaan korupsi di PT Pertamina/PT KPI. Kali ini, dugaan permainan kotor dilakukan oleh oknum pimpinan perusahaan dengan cara mengalihkan isu besar kasus korupsi pekerjaan tanpa kontrak senilai lebih dari Rp2,3 miliar, yang hingga kini belum dibayarkan kepada kontraktor, sudah sejak tahun 2021.
Aksi pengalihan isu itu dilakukan dengan cara menuding Andi Setiawan, salah seorang karyawan PT Pertamina, melakukan pungutan liar (pungli).
Tuduhan itu berujung pada pemecatan sepihak Andi Setiawan dari pekerjaannya tanpa proses yang transparan dan melanggar hak-hak karyawan.
Padahal, dugaan kuat mengarah pada adanya skandal korupsi berjamaah yang jauh lebih besar, yakni pekerjaan tanpa kontrak resmi senilai miliaran rupiah yang dilakukan oleh PT Pertamina/PT KPI. Proyek siluman ini terindikasi melibatkan sejumlah oknum internal perusahaan yang dengan sengaja menggelapkan anggaran negara untuk memperkaya diri sendiri.
Kasus ini kini tengah diselidiki secara serius oleh Kejaksaan Negeri Dumai, yang berkomitmen menuntaskan perkara tersebut hingga akarnya.
Dugaan praktik kotor ini bukan sekadar kelalaian administrasi, tetapi indikasi kuat korupsi yang terorganisir.
Di akhir unjuk rasa, FAP-TEKAL Kota Dumai berjanji, akan melakukan aksi yang lebih besar ke PT Pertamina/PT KPI RU II Dumai, jika pihak perusahaan sengaja mempersulit pihak APH baik dari pihak kepolisian maupun di kejaksaan, untuk memeriksa dan memanggil para karyawan PT Pertamina yang terlibat dalam proyek pengadaan sunfras pos security tahun 2021 tanpa kontrak, tetapi izin kerjanya terbit.
“Kami tidak akan diam. Kami akan lanjut terus sampai kasus ini tuntas dan pelaku korupsi masuk penjara!” tegas Ismunandar.