DUMAI – Menjelang peringatan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) ke-80, Ketua Umum Lingkar Pemuda Pemudi Dumai (LPPD), Agung Gumilang, S.A.P, menyampaikan refleksi kritis terkait makna kemerdekaan yang sebenarnya. Dalam pernyataannya, ia mempertanyakan apakah kemerdekaan yang selama ini dirayakan hanya sebatas simbol kemerdekaan sebuah republik, atau sudah benar-benar mewujudkan kesejahteraan rakyat.
“Apakah merdekanya hanya sebuah republik, atau merdekanya kesejahteraan rakyat? Saya rasa ini hanya slogan kemerdekaan republik saja, tidak termasuk merdeka dalam arti rakyat yang sejahtera. Faktanya, Indonesia pada hari ini masih sangat, sangat sakit,” tegas Agung.
Agung menilai, kondisi “Indonesia yang sakit” ini disebabkan oleh banyaknya ketidakadilan yang terjadi di tengah masyarakat. Menurutnya, hukum kerap tumpul ke atas dan tajam ke bawah, kesejahteraan masih timpang, serta beban hidup rakyat semakin berat akibat kebijakan dan masalah struktural yang tak kunjung tuntas.
“Kita melihat ketidakadilan di mana-mana. Masyarakat kecil harus berjuang keras untuk hidup, sementara segelintir orang menikmati fasilitas dan kemewahan dari hasil kekuasaan. Banyak permasalahan bangsa yang justru membebani rakyat, mulai dari harga kebutuhan pokok yang melambung, lapangan kerja yang sempit, hingga kebijakan yang tidak pro-rakyat,” ujar Agung.
“Pejabat merayakan kemerdekaan dengan anggaran negara, sedangkan rakyat merayakannya dengan iuran bersama. Ini fakta yang harus kita sadari bersama. Kalau kita bicara merdeka, harusnya rakyat ikut merasakan kemerdekaan itu dalam bentuk nyata, bukan sekadar simbol dan upacara,” tutup Agung.